Jumat, 03 Desember 2010

INFEKSI GIGI BERBAHAYA??


Bila gigi anda berlubang atau mengalami karies gigi seharusnya patut untuk lebih berhati-hati, apalagi bila anda memunyai penyakit diabetes. Sebab bagi orang yang berpenyakit diabetes, bila dalam dirinya terjadi infeksi gigi dan gusi bisa merembet pada efek negatif pada bagia tubuh lainnya.
“Jangan dianggap remeh, bila pertahanan lokal dalam gigi lemah. Infeksi itu bisa terbawa ke dalam tubuh melalui sel darah, bisa ke klep jantung,pembuluh darah dan pada ibu hamil bisa ke plasenta janin, ” demikian dikatakan dr. Tengku Bahdar Djohan dari Rumah Sakit Bintaro Internasional kepada Waspada Online seusai Diskusi Kesehatan terkait kesehatan gigi di Jakarta, Jumat (3/7).
Makanya dia menyarankan bagi orang-orang yang memiliki gigi berlubang untuk lebih hati-hati dan selalu periksakan gigi ke dokter gigi. Hal ini sebagai bentuk pencegahan agar tidak berlanjut ke tingkat lebih serius. “Bagi penderita diabetes yang memunyai gigi berlubang periksakan bisa 3-6 bulan sekali,” ujar Tengku.
Masalah gigi berlubang ini, lanjutnya, tidak hanya berhenti di abses gigi yaitu kumpulan nanah akibat infeksi bakteri di rongga syaraf/pulpa gigi. Sebab bisa terjadi ancaman fokal infeksi. “Yaitu infeksi kronis di suatu tempat yang memicu penyakit di tempat lain,” tambahnya.
Menurut Tengku, racun dan sisa kotoran maupun mikroba yang memicu infeksi tersebut bila abses gigi tidak terobat, penyakit komplikasi berbahaya bisa terjadi. Misalnya selain gigi tanggal, juga mediastinitis (peradangan pada dada), sepsis (peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi), facial cellulitis, Ludwig’s angina (penyebaran infeksi ke jaringan lunak, osteomyelitis of the jaw (penyebaran infeksi ke tulang rahang gigi) dan lainnya yang bisa menyebabkan abses otak, endocraditis (peradangan dari lapisan jantung, jantung otot, dan katup jantung) dan pneumonia (radang paru-paru).

Penyakit Gigi Yang Serius
Ada banyak masalah gigi yang harus Anda ketahui, mengingat resiko penyebaran bakteri yang dapat menggangu kesehatan tubuh Anda secara keseluruhan. Apa saja masalah tersebut? Apa tindakan pencegahan yang harus segera diambil ?

1. Phiegemon (Ludwig, S Angina).
Penyebab penyakit: Infeksi yang berasal dari geligi geraham rahang bawah yang menembus/menyebar ke rongga submandibula, sublingual dan submental kiri dan kanan. Merupakan selulitis yang menyebar dengan cepat.

Gejala awal: Pembengkakan jaringan lunak sekitar gigi yang berlubang, lidah terasa terangkat, untuk membuka mulut menjadi sulit, liur menetes, kesulitan menelan dan bernafas.

Pertolongan pertama: Kompres dingin pada daerah pembengkakan, kompres dingin dahi apabila suhu tubuh meningkat, banyak minum untuk mencegah syok atau kekurangan cairan, makanan lunak dengan gizi dan jumlah yang memadai.

Komplikasi penyakit: Septikemia, dehidrasi, syok, disfagia (tak bisa menelan makanan), asfiksia (tak bisa bernafas).

Cara pencegahan: Periksakan keadaan umum tubuh Anda ke dokter, menjaga kebersihan gigi dan mulut, kontrol ke dokter gigi setidaknya tiga bulan sekali walau tidak merasakan sakit.

2. Sakit gigi geraham.
Penyebab penyakit: Rasa nyeri seperti saat tumbuh gigi. Kadang-kadang nyeri dan bengkak disebabkan oleh infeksi dibawah gusi yang menutupi gigi yang sedang tumbuh. Daerah geraham memang merupakan bagian yang sulit untuk dibersihkan sehingga gusi mudah terkena infeksi dan gigi rusak.

Pertolongan pertama: Gunakan air garam hangat untuk membersihkan daerah yang sulit tersebut. Usahakan untuk minum obat penahan sakit sebelum memeriksakan diri ke dokter gigi. Untuk sementara jangan digunakan untuk mengunyah.

Cara pencegahan: Biasanya dokter gigi Anda dapat menyingkirkan gusi yang tertutup agar nanah dan kotoran dapat keluar. Gigi geraham yang terbenam biasanya dicabut setelah infeksi mereda. Bila infeksi terlanjur meradang, pemberian obat antibiotik juga mungkin dilakukan.

3. Abses gusi (pembengkakan gusi).
Penyebab penyakit: Infeksi dari akar gigi atau gigi sekitar abses dan infeksi gusi yang bila tidak diobati akan menyebabkan bengkak pada muka.

Pertolongan pertama: Minum obat pereda rasa sakit mungkin dapat mengurangi nyeri gusi. Untuk mengurangi bengkak pada gusi, Anda dapat berkumur air dengan garam hangat sehabis makan dan diamkan beberapa saat, ulangi beberapa kali.

Komplikasi: Radang gusi kronis (gingivitis kronik), abses gigi (kumpulan nanah pada gusi) serta gusi yang menipis, gigi menjadi goyah dan mudah lepas.

Cara pencegahan: Untuk infeksi gigi maka kantong infeksi harus dibersihkan. Tergantung dari berat ringannya infeksi, mungkin diperlukan perawatan akar gigi. Pada kasus yang ekstim biasanya diberikan antibiotika atau pencabutan gigi.

4. Nyeri gigi di malam hari. Penyebab penyakit: Gigi yang telah lama berlubang dan tidak terawat, infeksi yang menekan syaraf gigi atau mendesak selaput tulang penyangga gigi dan selaput tulang rahang.

Gejala awal: Gigi nyeri berdenyut tanpa rangsangan dari luar, gigi terasa menonjol serasa keluar dari tempatnya.

Pertolongan pertama: Menempelkan kapas yang sudah ditetesi minyak cengkeh pada lubang gigi yang sakit dapat mengurangi rasa nyeri.

Komplikasi: Gigi mati dan membusuk, jaringan penyangga gigi rusak dan pembengkakan tulang rahang.

Cara pencegahan: Berkunjung ke dokter gigi bila rasa sakit meningkat dan biasanya gigi Anda akan dibersihkan sebelum dilakukan tindakan lanjutan. 

8 komentar:

  1. ya ampun ternyata akibatnya parah bgt ya
    tapi suka bingung dan males klo mesti k dokter gigi
    apalagi bahaya banget donk ya buat pertumbuhan oak anak atau organ tubuh anak
    kan bakalan ganggu tumbuh kembang anak
    heum...
    ada perawatan gigi yang bisa dilakuin dirumah sendiri ga
    klo da kira2 gimana ya???

    BalasHapus
  2. Saya setuju dengan anda jika penyakit gigi bisa berakibat fatal. untuk itu gigi perlu dirawat sedini mungkin dan perawtan itu pun bisa dilakukan dirumah dan dalam kehidupan sehari-hari.
    Langkah-langkah yang dilakukan dalam merawat gigi adalah sebagai berikut:

    * Gosok gigi minimal 2 kali sehari.
    * Ganti sikat gigi 3-4 bulan sekali.
    Pilih sikat gigi yang bulunya lembut
    dengan kepala sikat yang dapat menjangkau
    semua bagian gigi.
    * Jangan lupa sikat lidah, yang merupakan
    tempat berkumpulnya bakteri yang dapat
    menyebabkan bau mulut.
    * Gunakan pasta gigi yang mencantumkan ADA
    untuk memastikan kandungan fluoride cukup
    untuk mencegah lubang dan kerusakan gigi.
    * Gunakan obat kumur.
    * Benang gigi, pengunaan benang gigi sekali
    sehari dianjurkan untuk mengangkat plak
    yang tidak dapat disentuh sikat gigi dan
    obat kumur.
    * Permen karet tanpa gula, mengunyah permen
    karet tanpa gula dapat meningkatkan
    aliran air liur yang dapat membersihkan
    partikel makanan dan asam penyebab
    kerusakan gigi.
    * Hindari makanan yang banyak mengandung
    gula dan manis, seperti sirup, permen,
    dan cokelat.
    * Minum air setelah makan.
    * Biasakanlah untuk makan buah-buahan
    segar. Selain baik untuk kesehatan,
    seratnya dapat membantu menghilangkan
    kotoran yang ada di gigi.
    * Makanlah makanan yang seimbang dan kaya
    kalsium, seperti susu, keju, telur, teri,
    bayam, katuk, sawi, dan agar-agar.


    Ketika kita meninjau secara lebih luas, nampaknya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan gigi masih kurang. Banyak orang mengira sakit gigi adalah penyakit sederhana.

    Informasi dan pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan mulut harus disosialisasikan dengan baik dan merata agar masyarakat mampu meningkatkan derajat kesehatanya khusunya terkait dengan kesehatan gigi dan mulut.

    Salam :
    Nugroho Agung Saputra
    (Nugrohoagungsaputra.blogspot.com)

    BalasHapus
  3. jujur, sy orang yg menganggap 'berkunjung' ke klinik dokter gigi bkn merupakan suatu hal penting yang rutin dilakukan, sekarang sy mengetahui bahwa gigi meskipun terkesan 'sepele' tapi merupakan aset besar yang perlu mendapat perhatian sama seperti anggota tubuh lainya.

    BalasHapus
  4. ternyata serem juga ya akibatnya...padahal temen ataupun tetangga saya banyak juga loh yang lubang giginya udah parah dan bernanah tapi kekeuh aja dibiarin...trimakasih informasinya, sangat bermanfaat jadi setidaknya saya bisa memberikan edukasi pada orang2 yang malas merawat giginya ataupun sudah terlanjur parah kondisinya.
    sakit gigi sama sakit hati sama banget sakitnya...heeuumm

    BalasHapus
  5. wah ternyata banyak juga ya,,penyakit karena kita ngga merawat gigi kita dengan baik,,,terimakasih informasinya,,jujur saya org yang jarang sekali ke dokter gigi,,ternyata setelah tau akibatnya,,saya jd tau gigi itu sangat penting,,merupakan aset besar yang perlu dijaga,,,sayangilah gigi kita,,dan jangan lupa periksa gigi secara rutin :)

    BalasHapus
  6. hwaaa ngeriii, punya pengalaman sakit gigi juga nih, awalnya sih cuek2 aja..paling dikasih obat warung dan dibawa tidur juga ilang sendiri. tapi eh tapii...lama kelamaan sakiiit gilaaa...hwaa ampun2 mau kedokter gigi takut. kata orang kalo cabut gigi yang atas bisa bikin buta. karna gag mikir dan gag tau akibatnya juga, sy masih tetep gag mau kedokter gigi. padahal pipi dah bengkak..heuum berkat anjuran teman, datanglah aku ke dokter gigi..waaahh ternyata gag sereeeeemmm, gag selebay yang orang2 bilangg, karna kdokter gigi penderitaanku ilaang deeh, dokter gignya juga bilang kalo cabut gigi atas gag bikin buta kooo, orang sarafnya bedaa! makanya..ayo rawat gigi kita sebaik2nya, karna gigi gag cuma buat makan, ngomong tapi juga mempercantik diri hihihi^^

    BalasHapus
  7. betul..betul..
    lebih baik mencegah daripada mengobati,,
    jadi lebih baik rajin sikat gigi sehari minimal 2 kali dengan cara yang benar dan pergi ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali untuk periksa kesehatan rongga mulut..
    hingga kita dapat mencegah infeksi gigi terjadi..

    BalasHapus
  8. wahh.. ternyata akibat dari gigi berlubang banyak dan berbahaya juga yah.. hal ini bisa diibaratkan seperti gunung es, sekilas hanya terlihat masalah sepele tapinya sangat berbahaya bagi kesehatan kita.. maka dari itu kita harus slalu menjaga dan merawat gigi kita, agar tidak terkena infeksi gigi..

    BalasHapus